
Saat kaki melangkah ke area pemakaman,
suasana hening, angin lembut menyentuh wajah,
dan hati tiba-tiba menjadi lebih tenang.
Lalu mulut ini berbisik lirih:
“Assalamu’alaikum ya ahlal qubur…”
“Semoga keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur…”
Kalimat pendek ini bukan sekadar kebiasaan.
Ia adalah sapaan penuh makna, doa kasih antara yang hidup dan yang telah kembali kepada Allah.
Salam ini mengandung adab, iman, dan pengakuan akan hakikat kehidupan —
bahwa kita semua akan menyusul mereka.
🕌 Asal Ucapan Salam di Kubur
Ucapan ini berasal langsung dari sunnah Rasulullah ﷺ.
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Rasulullah ﷺ mengajarkan kami apabila keluar untuk ziarah kubur, hendaklah salah seorang dari kami mengucapkan:
‘Assalamu’alaikum ahlad diyari minal mu’minina wal muslimin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun, as’alullaha lana walakumul ‘afiyah.’”
(HR. Muslim, no. 975)
Artinya:
“Semoga keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin.
Kami, insya Allah, akan menyusul kalian.
Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kalian.”
🌿 Makna yang Dalam di Balik Salam Itu
Salam ini bukan hanya sapaan — tapi doa dan pengakuan spiritual.
Berikut makna yang terkandung di dalamnya:
🌸 1. Ucapan Doa dan Penghormatan
Kata “Assalamu’alaikum” berarti mendoakan keselamatan dan kedamaian.
Ini menunjukkan bahwa penghuni kubur tetap memiliki kehormatan dan perlu disapa dengan adab.
💬 Imam Nawawi rahimahullah berkata:
“Disunnahkan memberi salam kepada ahli kubur sebagaimana memberi salam kepada orang hidup.”
(Syarh Shahih Muslim, 7/45)
🌿 2. Pengakuan Bahwa Mereka Tetap Hidup dalam Arwah
Allah ﷻ berfirman:
“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; mereka hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.”
(QS. Ali Imran: 169)
Para ulama menjelaskan bahwa ruh orang beriman hidup dalam dimensi barzakh,
dan mereka mendengar salam yang diucapkan untuk mereka.
📖 Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya dan memberi salam kepadanya, melainkan Allah mengembalikan ruhnya agar ia menjawab salam itu.”
(HR. Ahmad, 6/4; sanad hasan)
🌸 3. Pengingat Bahwa Kita Akan Menyusul Mereka
Bagian “wa inna insya Allahu bikum lahiqun” berarti:
“Kami, insya Allah, akan menyusul kalian.”
Ini mengingatkan bahwa kematian bukan akhir, tapi giliran.
Kalimat ini menumbuhkan kesadaran dan kerendahan hati.
Ziarah bukan tentang sedih, tapi tentang mengingat akhirat dan mempersiapkannya.
🌿 4. Permohonan Doa untuk Diri dan Mereka
Kata “as’alullaha lana walakumul ‘afiyah” artinya:
“Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kalian.”
Ini menunjukkan cinta dua arah:
yang hidup mendoakan yang wafat,
dan yang wafat — dengan izin Allah — dapat menjadi sebab datangnya rahmat bagi yang hidup.
🕌 Adab Mengucapkan Salam di Kubur
Rasulullah ﷺ dan para sahabat telah mencontohkan adab saat berziarah dan mengucap salam:
1️⃣ Datang dengan niat doa dan ziarah, bukan meminta hajat.
2️⃣ Berdiri menghadap kubur dengan sopan, tidak menginjak atau duduk di atasnya.
3️⃣ Mengucapkan salam dengan suara pelan dan hormat, tidak seperti berbicara dengan orang hidup.
4️⃣ Jangan berlebihan atau menambah lafaz yang tidak diajarkan Rasulullah ﷺ.
📖 Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
“Ziarah kubur bukan untuk berbicara dengan mayit, tapi untuk mengingat akhirat dan mendoakan kebaikan.”
(Majmu’ Fatawa wa Rasail, 17/16)
🌸 Makna Spiritual Bagi yang Hidup
Ucapan “Assalamu’alaikum ya ahlal qubur” menumbuhkan tiga hal dalam jiwa seorang muslim:
🌿 1. Menumbuhkan Tawadhu’ — sadar bahwa tidak ada yang abadi, semua akan berpulang.
🌿 2. Menjaga Rasa Cinta dan Doa — karena doa adalah bentuk cinta setelah perpisahan.
🌿 3. Meneguhkan Iman Akan Akhirat — bahwa kematian bukan kehilangan, tapi pertemuan yang tertunda.
“Ziarah kubur bukan hanya mengingat kematian,
tapi juga memperkuat cinta antara dunia dan akhirat.”
🌸 Refleksi: Menghidupkan Ziarah yang Beradab
Ziarah dengan salam dan doa adalah ibadah yang menghidupkan dua sisi:
- Mengingat Allah dan akhirat,
- Mendoakan sesama muslim yang telah mendahului.
Itulah sebabnya, Islam melarang tabarruk dan kemewahan di kubur,
karena hakikat ziarah bukan batu nisan, tapi ucapan salam yang tulus dari hati.
🌿 “Assalamu’alaikum ya ahlal qubur…”
Semoga kalimat ini senantiasa kita ucapkan,
bukan dengan rasa takut — tapi dengan cinta dan doa yang menenangkan.
💫 Kesimpulan
✅ “Assalamu’alaikum ya ahlal qubur” adalah doa, bukan formalitas.
✅ Ucapan ini menunjukkan penghormatan, cinta, dan kesadaran akan kematian.
✅ Disunnahkan bagi setiap muslim saat berziarah, sebagai ibadah dan pengingat akhirat.
✅ Ziarah yang beradab menjadikan hati lembut, iman kuat, dan doa terus mengalir.
📞 Di Al Azhar Heritage Memorial Garden, setiap pemakaman dijalankan sesuai adab Islam —
termasuk bimbingan doa dan salam yang diajarkan Rasulullah ﷺ,
agar setiap ziarah menjadi perjalanan ruhani, bukan sekadar kunjungan duniawi.
🌿 “Salam untuk mereka yang telah lebih dahulu pulang.
Karena kelak, kita pun akan menyusul — dalam rahmat yang sama.”
Baca Artikel Lainnya:
Inilah Nilai yang Anda Dapatkan Saat Memiliki Makam di Al Azhar Memorial Garden
Kubur yang Damai, Keluarga yang Tenang: Cerita dari Al Azhar Heritage
Rumah Terakhir Jangan Terlupakan: Antara Hukum Makam Megah dan Kebutuhan Nyata di Jakarta

