Pemandangan ini sering kita lihat:
Seorang ibu berdiri di tepi makam, air matanya menetes perlahan. Bukan karena tak rela, tapi karena rindu yang tak bisa terucap.
Lalu, muncul pertanyaan yang kerap membingungkan:
“Apakah wanita sebenarnya boleh berziarah kubur?”
Pertanyaan ini penting, karena di satu sisi rasa cinta dan doa tak mengenal batas gender, tapi di sisi lain, agama mengatur adab dan batasan agar ziarah tetap dalam koridor syariat.
🕌 1. Hadits Tentang Larangan dan Hikmahnya
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Allah melaknat para wanita yang sering berziarah kubur.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadits ini sering dijadikan dalil larangan.
Namun para ulama menjelaskan, larangan ini bersifat kontekstual, bukan mutlak.
Pada masa awal Islam, ziarah kubur dilarang bagi semua (laki-laki dan perempuan), karena masyarakat saat itu masih terpengaruh tradisi jahiliyah — menangis keras, meratap, bahkan berdoa kepada penghuni kubur.
Setelah tauhid umat menguat, Rasulullah ﷺ justru bersabda:
“Kunjungilah kubur, karena ia mengingatkan kalian kepada akhirat.”
(HR. Muslim)
🌿 2. Pendapat Ulama Tentang Ziarah Wanita ke Kubur
Para ulama kemudian berbeda pendapat, namun dengan niat menjaga adab dan kemaslahatan:
- Mazhab Syafi’i dan Maliki:
Wanita boleh berziarah kubur, selama dengan tenang, tidak meratap, dan menjaga aurat.
→ Imam an-Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Muslim: “Ziarah kubur disunnahkan bagi laki-laki dan perempuan, dengan syarat aman dari fitnah dan ratapan.” - Mazhab Hanbali:
Boleh, tapi makruh jika terlalu sering atau jika menimbulkan kesedihan berlebihan. - Mazhab Hanafi:
Boleh secara mutlak, karena ziarah adalah bentuk ibadah doa dan pengingat akhirat.
Dengan demikian, mayoritas ulama membolehkan ziarah kubur bagi wanita — selama dilakukan dengan adab, kesopanan, dan tujuan doa, bukan untuk meratap atau bersedih tanpa batas.
🌸 3. Adab Ziarah Kubur untuk Wanita
Agar ziarah menjadi ibadah yang mulia, para ulama memberi panduan adab berikut:
- Menutup aurat sempurna dan tidak memakai parfum.
- Tidak tertawa, berbicara keras, atau berfoto berlebihan.
- Datang dengan tenang dan membaca doa, seperti yang diajarkan Rasulullah ﷺ: “Assalamu ‘alaikum ahlad-diyari minal mu’minina wal muslimin…”
- Tidak menjadikan ziarah sebagai rutinitas emosional, tapi sebagai pengingat akhirat dan sarana doa.
- Tidak meminta kepada penghuni kubur, melainkan hanya berdoa kepada Allah.
🕊️ 4. Ziarah yang Menenangkan Hati
Ziarah bukan dilarang bagi wanita, tapi dimuliakan dengan adab.
Karena ziarah sejatinya bukan tangisan, tapi sapaan cinta kepada yang telah berpulang lebih dulu.
Dan untuk ziarah yang penuh kedamaian, suasana sangat berpengaruh.
Di Al Azhar Heritage Memorial Garden, setiap jalur ziarah dirancang untuk kenyamanan dan kesucian:
- Taman hijau dan tenang untuk berdoa.
- Jalur lebar dan bersih untuk berjalan tanpa terganggu.
- Musholla yang nyaman bagi wanita.
- Keamanan dan privasi keluarga yang terjaga.
“Di tempat yang beradab dan indah, ziarah menjadi ibadah yang menenangkan — bukan kesedihan yang melelahkan.”
💫 Kesimpulan
Wanita boleh berziarah kubur, sebagaimana laki-laki, selama menjaga adab, niat, dan kesopanan.
Rasulullah ﷺ mengajarkan, ziarah bukan untuk menangis, tapi untuk mengingat akhirat dan mengirim doa.
Dan di tempat yang penuh keindahan seperti Al Azhar Heritage Memorial Garden, ziarah menjadi pengalaman spiritual yang lembut — menghubungkan cinta di dunia dan doa di akhirat.
📞 Kunjungi Al Azhar Heritage hari ini, dan rasakan suasana ziarah yang menenangkan hati, penuh doa, dan sesuai tuntunan Islam.
Baca Artikel Lainnya :
Ziarah Kubur di Hari Jumat, Sunnah yang Terlupakan — Padahal Doa Lebih Mustajab!
Ketika Dunia Terdiam: Renungan Tentang Kematian dan Warisan Kebaikan
Makam Keluarga: Bersama Hingga Akhir Hayat di Al Azhar Memorial Garden