kuburmu tetap tenang, dan namamu disebut dengan doa

Hukum Membuat Nisan dalam Islam: Batasan, Tulisan, dan Adabnya

kuburmu tetap tenang, dan namamu disebut dengan doa
Di Al Azhar Memorial Garden, setiap nisan bukan simbol harta,
tapi saksi cinta dan doa yang tidak terputus

Setiap orang ingin mengenang orang yang dicintai.
Saat melihat nama di atas pusara, hati terasa dekat,
seolah waktu berhenti dan doa kembali terucap.

Namun di balik keinginan mulia itu, muncul pertanyaan:

“Apakah boleh membuat nisan? Sejauh mana batasannya dalam Islam?”

Banyak yang tanpa sadar membuat nisan berlebihan — besar, tinggi, bertuliskan ayat Al-Qur’an, atau bahkan berhiaskan foto.
Padahal Rasulullah ﷺ telah memberikan pedoman agar pemakaman tetap sederhana, penuh adab, dan jauh dari kemegahan dunia.


🕌 1️⃣ Nisan dalam Sunnah: Boleh Sebagai Penanda, Bukan Hiasan

Rasulullah ﷺ sendiri memberi tanda pada kubur sahabatnya Utsman bin Mazh’un dengan batu kecil.
Dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu:

“Rasulullah ﷺ menandai kubur Utsman bin Mazh’un dengan batu dan bersabda:
‘Dengan ini aku mengenalinya, dan aku akan menguburkan orang-orang yang meninggal dari keluargaku di dekatnya.’”
(HR. Abu Dawud, no. 3206)

Dari sini para ulama sepakat:
Boleh membuat nisan sebagai penanda agar makam tidak hilang dan tidak terinjak.
Tidak boleh menjadikannya hiasan atau kebanggaan.

Maka, fungsi nisan adalah identitas, bukan kemewahan.


🌿 2️⃣ Larangan Membuat Nisan yang Berlebihan atau Megah

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Janganlah kalian duduk di atas kubur dan jangan pula membangun di atasnya.”
(HR. Muslim, no. 970)

Hadits lain:

“Rasulullah ﷺ melarang memplester kubur, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.”
(HR. Muslim, no. 970)

Maknanya:

  • Tidak boleh meninggikan nisan secara berlebihan,
  • Tidak boleh menggunakan bahan mahal untuk bermegah-megahan,
  • Tidak boleh menulis ayat Al-Qur’an yang berpotensi diinjak atau pudar.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:

“Semakin sederhana kubur, semakin dekat kepada sunnah Rasulullah ﷺ.”
(Zadul Ma’ad, 1/505)


🌸 3️⃣ Adab Tulisan pada Nisan: Nama, Tanggal, dan Doa Ringkas Diperbolehkan

Mayoritas ulama membolehkan menulis nama dan tanggal wafat pada nisan,
agar memudahkan ziarah dan doa bagi keluarga.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan:

“Tidak mengapa menulis nama dan tanggal kematian pada nisan untuk mengenali kubur.
Tapi tidak boleh menulis ayat Al-Qur’an atau pujian yang berlebihan.”
(Al-Muntaqa min Fatawa Al-Fauzan, 3/42)

Jadi, tulisan yang diperbolehkan antara lain:
✅ Nama lengkap almarhum/almarhumah,
✅ Tanggal wafat atau tahun hijriyah,
✅ Kalimat doa singkat seperti “Rahimahullah” atau “Allahummaghfirlahu”.

Sedangkan yang tidak dianjurkan:
❌ Tulisan ayat Al-Qur’an (karena berpotensi terinjak, rusak, atau terpapar najis),
❌ Ucapan puitis berlebihan,
❌ Foto atau ukiran wajah.


🌿 4️⃣ Larangan Menggunakan Nisan untuk Bermegah-megahan

Ada keluarga yang membuat nisan tinggi, marmer tebal, bahkan dihiasi lampu atau pagar besi.
Padahal semua itu bertentangan dengan tujuan asal kubur: kesederhanaan dan kesetaraan di hadapan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian,
tetapi Allah melihat hati dan amal kalian.”

(HR. Muslim, no. 2564)

Kubur bukan tempat untuk memperlihatkan status,
tapi tempat di mana semua manusia sama — tanahnya, takdirnya, dan doanya.

“Yang membedakan bukan batu nisannya,
tapi doa anak-anaknya.” 🌙


🌸 5️⃣ Hikmah Kesederhanaan Nisan: Menghidupkan Rasa Tunduk dan Iman

Kesederhanaan nisan bukan tanda muram, tapi tanda adab.
Ia mengingatkan bahwa kematian adalah pintu kerendahan, bukan kebanggaan.

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berpesan:

“Kuburlah aku di tempat biasa dikuburnya orang-orang,
jangan buatkan bangunan di atas kuburku.”
(Riwayat Ibnu Abi Syaibah)

Sungguh, kesederhanaan itu membawa kedamaian —
bagi yang wafat dan bagi yang menziarahi.


🌿 6️⃣ Nisan Islami di Al Azhar Heritage: Sederhana, Indah, dan Penuh Adab

Di Al Azhar Heritage Memorial Garden, setiap nisan dibuat dengan prinsip:

  • Sederhana dan seragam, tanpa berlebihan,
  • Tulisan terbatas pada identitas dan doa ringkas,
  • Menghadap kiblat dan mudah dibaca dengan hormat,
  • Lingkungan tertata dan bersih, sehingga peziarah bisa berdoa dengan khusyuk.

Tidak ada megah, tapi ada keindahan yang lahir dari kesederhanaan dan kehormatan.

“Di Al Azhar Heritage, setiap nisan bukan simbol harta,
tapi saksi cinta dan doa yang tidak terputus.”


💫 Kesimpulan

Hukum membuat nisan dalam Islam boleh,
selama tujuannya adalah penanda, bukan kemegahan.
Tulisan nama dan doa sederhana diperbolehkan,
sedangkan ayat Al-Qur’an, foto, atau hiasan mewah tidak dianjurkan.

Islam mengajarkan keseimbangan —
memuliakan yang wafat dengan adab, bukan dengan kemewahan.

📞 Al Azhar Heritage Memorial Garden menghadirkan konsep nisan yang sesuai sunnah,
menjaga kehormatan, kebersihan, dan keseragaman dalam keindahan yang tenang.

🌿 “Kesederhanaan di atas tanah bukan tanda miskin,
tapi tanda bahwa di sisi Allah, semua jiwa telah kembali sama.”

Baca Artikel Lainnya :

Islam Melarang Menumpuk Jenazah: Inilah Penjelasan Dalil dan Solusi Beradabnya

Tips Memilih Makam yang Layak dan Sesuai Syariat: Jangan Asal Murah, Tapi Penuh Adab

Mengapa Ziarah Kubur Dapat Menenangkan Hati? Rahasia Spiritual yang Diajarkan Rasulullah

Rumah Terakhir yang Tenang: Mengapa Al Azhar Memorial Garden Jadi Pilihan Keluarga Muslim Modern

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *