
Setiap manusia pasti akan tiba pada satu hari di mana tubuhnya diam, dan wajahnya diselimuti kain putih.
Namun, sebelum hari itu datang, ada satu hal yang jarang kita pikirkan — siapa yang akan mengurus kita, dan di mana tubuh kita akan dimakamkan?
Banyak keluarga yang baru sadar saat duka datang.
Dalam kepanikan, mereka mencari makam, mengurus surat, biaya, dan tempat yang layak…
sementara hati mereka sedang remuk karena kehilangan.
Padahal, seandainya seseorang menyiapkan makamnya sendiri sejak masih hidup,
maka ia telah memudahkan keluarganya menunaikan fardhu kifayah dengan tenang dan penuh doa.
🕌 1. Fardhu Kifayah: Kewajiban Bersama yang Berat Tanpa Persiapan
Dalam Islam, mengurus jenazah — mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga memakamkan — adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif.
Jika sebagian kaum muslimin sudah menunaikannya, gugurlah dosa dari yang lain.
Namun jika tidak ada yang melaksanakannya, maka semua ikut berdosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Segerakanlah pemakaman jenazah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Islam menekankan kecepatan dan ketertiban dalam proses pengurusan jenazah.
Namun bagaimana bisa disegerakan, bila keluarga masih sibuk mencari lahan, administrasi, atau biaya pemakaman?
Di sinilah pentingnya perencanaan makam sejak dini.
🌿 2. Ulama: Menyiapkan Kematian Adalah Bentuk Ketakwaan
Sebagian ulama salaf bahkan menyiapkan kain kafannya sejak hidup.
Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata:
“Barang siapa sering mengingat mati, maka dunia akan menjadi kecil di matanya.”
Imam Ibnul Qayyim menulis dalam Zad al-Ma’ad:
“Orang beriman adalah yang mempersiapkan perjalanannya sebelum datang waktu berangkat.”
Maka menyiapkan makam bukan tanda pesimis, tapi tanda cerdas dan bertakwa.
Sebagaimana seseorang menyiapkan rumah untuk keluarganya di dunia,
maka ia juga menyiapkan rumah terakhir agar keluarganya tenang saat mengantarnya.
🌙 3. Bukti Cinta: Tidak Merepotkan Anak dan Ahli Waris
Berapa banyak anak-anak yang terpaksa berdebat ketika orang tuanya wafat:
mencari lahan, menanggung biaya tinggi, atau bahkan bingung apakah dimakamkan di mana…
Semua itu bisa dihindari jika orang tua menyiapkan sendiri tempatnya sejak dini.
“Orang yang memudahkan keluarganya saat wafat,
sesungguhnya telah meninggalkan kebaikan yang lebih besar dari harta warisan.”
Dengan menyiapkan makam:
- Keluarga tidak bingung mencari tempat.
- Tidak terjadi perdebatan tentang lokasi.
- Tidak ada beban biaya mendadak.
- Dan proses fardhu kifayah bisa berjalan tenang, sesuai syariat.
🕊️ 4. Menyiapkan Makam adalah Amal, Bukan Duniawi
Sebagian orang mungkin berkata, “Ah, itu urusan nanti saja.”
Padahal Rasulullah ﷺ justru mengajarkan agar kita menyiapkan diri sebelum ajal datang.
“Orang cerdas adalah yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
(HR. Tirmidzi)
Maka menyiapkan makam bukan “tabungan dunia,”
tetapi bagian dari amal akhirat dan bentuk tanggung jawab spiritual.
Orang yang merencanakan kematiannya dengan baik, hakikatnya telah meninggal dengan kehormatan dan menenangkan hati keluarga.
🌳 5. Al Azhar Heritage: Wujud Adab dan Kasih Dalam Kematian
Di Al Azhar Heritage Memorial Garden, nilai ini dijalankan dengan sempurna:
setiap lahan bukan sekadar tempat pemakaman, tapi perwujudan kasih sayang dan adab Islami.
- Semua makam menghadap kiblat.
- Proses pemakaman sesuai sunnah dan tata cara syariah.
- Lahan sudah siap, bersertifikat, dan dirawat seumur hidup.
- Keluarga bisa fokus pada doa, bukan urusan administratif.
Bagi mereka yang menyiapkan sejak hidup,
maka saat ajal tiba, keluarga tidak panik, tidak saling menyalahkan, dan tidak terbebani.
Mereka hanya tinggal menunaikan fardhu kifayah dengan khusyuk dan air mata cinta.
“Kematian yang tenang berawal dari persiapan yang beradab.”
💫 Kesimpulan
Menyiapkan makam sejak dini bukan tanda takut mati, tapi tanda cinta.
Ia adalah cara untuk memuliakan diri dan memudahkan keluarga.
Karena sebaik-baik persiapan bukanlah harta atau jabatan,
tapi bekal amal dan ketenangan hati orang-orang yang kita tinggalkan.
📞 Hubungi Al Azhar Heritage Memorial Garden hari ini,
bukan karena kita ingin cepat mati —
tapi karena kita ingin meninggalkan hidup dengan cara yang memuliakan,
dan memudahkan mereka yang kita cintai menunaikan kewajiban fardhu kifayah dengan tenang.
Baca Artikel Lainnya :
Seandainya Kita Bisa Bicara dari Dalam Kubur…
Ketika Nama Kita Dibacakan di Langit: Siapa yang Mendoakan Setelah Kita Tiada?
Bolehkan Ziarah Kubur untuk Wanita? Ini Penjelasan Ulama
Ziarah Kubur di Hari Jumat, Sunnah yang Terlupakan — Padahal Doa Lebih Mustajab!

