
Rumahmu megah.
Halamannya luas, dindingnya marmer, ruang tamunya wangi, mobilmu dua, mungkin tiga.
Tapi… seandainya hari itu tiba — tubuhmu akan dibaringkan di tanah yang dingin, sempit, dan gelap.
Tidak lagi di kamar yang empuk, tapi di ruang selebar dua meter, sedalam sejengkal pelukan bumi.
Dan anehnya… banyak di antara kita yang siap mencicil rumah dunia,
tapi tidak menyiapkan rumah abadi untuk dirinya sendiri.
🕊️ 1. Ketika Orang Kaya Pun Tak Punya Tempat di Bumi
Berapa banyak kisah yang kita dengar:
orang terpandang, berharta, dihormati, tapi ketika wafat —
keluarga kebingungan mencari makam.
Ada yang dimakamkan di pojok kuburan umum,
bersebelahan dengan kubur yang sudah tak dikenal,
bahkan dilangkahi setiap kali orang lewat.
Ada pula yang makamnya diduduki anak kecil, atau berada di dekat tong sampah dan selokan.
Padahal semasa hidupnya,
ia punya segala-galanya… kecuali satu: rasa cinta dan penghormatan terakhir untuk dirinya sendiri.
🌿 2. Islam Mengajarkan Memuliakan Jasad Setelah Mati
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian duduk di atas kubur, dan jangan pula salat menghadap kepadanya.”
(HR. Muslim, no. 972)
Hadits ini bukan sekadar larangan teknis,
tapi pesan mendalam agar kubur dijaga kehormatannya.
Jasad seorang muslim adalah amanah — bahkan setelah ruhnya terlepas.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Ar-Ruh menulis:
“Memuliakan jasad orang beriman setelah kematian adalah bentuk memuliakan ruhnya. Karena ruh beriman merasa tenang di tempat yang terjaga kehormatannya.”
Namun hari ini,
banyak jasad orang-orang baik dimakamkan di tempat sempit, berdesakan, bahkan terinjak,
karena semasa hidupnya ia tidak sempat menyiapkan tempat istirahat yang layak.
🌙 3. Kubur yang Dilangkahi, Makam yang Terlupakan
Coba renungkan…
Mungkin suatu hari, di tengah gerimis sore,
ada seseorang berjalan melewati makam, tanpa tahu bahwa di bawah langkahnya ada jasad seseorang yang dulu hidup berkecukupan.
Nisannya sudah pudar.
Rumput menutup namanya.
Dan tak ada lagi yang datang mendoakan.
Padahal dulu, lidahnya pandai berbicara,
tangannya sibuk bekerja,
tapi ia lupa mempersiapkan tempat untuk tubuhnya sendiri saat semua itu berhenti.
“Dulu semua mata menatapmu, tapi kini kuburmu pun sulit ditemukan.”
🌸 4. Rumah Abadi yang Layak Adalah Bentuk Syukur dan Cinta Diri
Menyiapkan makam bukan kesombongan,
tetapi tanda kesadaran dan kasih kepada diri sendiri serta keluarga.
Sebab kematian bukan hal yang harus ditakuti,
tapi disambut dengan adab dan persiapan.
“Menyiapkan tempat istirahat bukan tanda takut mati, tapi tanda menghormati kehidupan yang telah dijalani.”
Setiap orang berhak untuk dimuliakan,
bahkan setelah ruhnya pergi —
dan memuliakan diri sendiri adalah bentuk syukur atas nikmat kehidupan yang Allah berikan.
🌳 5. Al Azhar Heritage: Tempat Di Mana Kehormatan Dijaga Hingga Setelah Mati
Di Al Azhar Heritage Memorial Garden,
setiap lahan bukan sekadar tanah, tapi amanah cinta.
Setiap makam tertata rapi, setiap jalan menghadap kiblat,
dan setiap doa bergema di taman hijau yang penuh ketenangan.
Tidak ada makam yang dilangkahi, tidak ada nisan yang hilang,
tidak ada tubuh beriman yang terlupakan di pojokan tembok.
Inilah perwujudan nilai Islam tentang pemakaman yang memuliakan, bukan menelantarkan.
Karena setiap manusia, seberapapun kekayaannya di dunia,
berhak untuk beristirahat dengan kehormatan dan ketenangan.
“Rumahmu boleh megah, tapi makammu pun layak indah —
agar tubuhmu beristirahat dalam adab, dan namamu diingat dalam doa.”
💫 Kesimpulan
Setiap manusia ingin mati dengan baik.
Namun kematian yang terhormat tidak datang dengan doa saja,
tapi juga dengan tindakan dan perencanaan.
Menyiapkan tempat pemakaman bukan karena takut mati,
tapi karena ingin meninggal dengan tenang, tanpa membebani keluarga, dan tanpa kehilangan kehormatan diri.
📞 Hubungi Al Azhar Heritage Memorial Garden hari ini,
karena rumah dunia bisa kita bangun dengan uang,
tapi rumah akhirat harus kita siapkan dengan iman dan kesadaran.
Baca Artikel Lainnya
Seandainya Kita Bisa Bicara dari Dalam Kubur…
Ketika Nama Kita Dibacakan di Langit: Siapa yang Mendoakan Setelah Kita Tiada?

